Saat membuka Facebook, salah satu
teman membagikan kisah yang sangat menarik, kisah yang layak menjadi renungan
untuk kita terutama kaum Ayah. Langsung saja silakan baca dengan seksama cerita
singkat dibawah ini:
Seperti biasa Andrew, Kepala Cabang di sebuah perusahaan
swasta terkemuka di Jakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti
biasanya, Sarah, putri pertamanya yang baru duduk di kelas tiga SD membukakan
pintu untuknya. Nampaknya ia sudah menunggu cukup lama.
"Kok, belum tidur ?" sapa Andrew sambil mencium anaknya.
Biasanya Sarah memang
sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari.
Sambil membuntuti sang
Papa menuju ruang keluarga, Sarah menjawab, "Aku nunggu Papa pulang. Sebab
aku mau tanya berapa sih gaji Papa ?"
"Lho tumben, kok
nanya gaji Papa ? Mau minta uang lagi, ya ?"
"Ah, enggak.
Pengen tahu aja" ucap Sarah singkat.
"Oke. Kamu boleh
hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp.
400.000,-.
Setiap bulan rata-rata
dihitung 22 hari kerja. Sabtu dan Minggu libur, kadang Sabtu Papa masih lembur.
Jadi, gaji Papa dalam satu bulan berapa, hayo ?"
Sarah berlari mengambil
kertas dan pensilnya dari meja belajar, sementara Papanya melepas sepatu dan menyalakan
televisi..
Ketika Andrew beranjak
menuju kamar untuk berganti pakaian, Sarah berlari mengikutinya.
"Kalo satu hari
Papa dibayar Rp. 400.000,-untuk 10 jam, berarti satu jam Papa digaji Rp.
40.000,- dong" katanya.
"Wah, pinter kamu.
Sudah, sekarang cuci kaki, tidur" perintah Andrew. Tetapi Sarah tidak
beranjak. Sambil menyaksikan Papanya berganti pakaian,Sarah kembali bertanya,
"Papa, aku boleh pinjam uang Rp. 5.000,- enggak ?"
"Sudah, nggak usah
macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini ? Papa capek. Dan mau
mandi dulu. Tidurlah".
"Tapi
Papa..."
Kesabaran Andrew pun
habis. "Papa bilang tidur !" hardiknya mengejutkan Sarah. Anak kecil
itu pun berbalik menuju kamarnya.
Usai mandi, Andrew
nampak menyesali hardiknya. Ia pun menengok Sarah di kamar tidurnya. Anak
kesayangannya itu belum tidur. Sarah didapati sedang terisak-isak pelan sambil
memegang uang Rp. 15.000,- di tangannya.
Sambil berbaring dan
mengelus kepala bocah kecil itu, Andrew berkata, "Maafkan Papa, Nak, Papa
sayang sama Sarah. Tapi buat apa sih minta uang malam-malam begini ? Kalau mau
beli mainan, besok kan bisa. "
Jangankan Rp.5.000,-
lebih dari itu pun Papa kasih" jawab Andrew
"Papa, aku enggak
minta uang. Aku hanya pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi
dari uang jajan selama minggu ini".
"lya, iya, tapi
buat apa ?" tanya Andrew lembut.
"Aku menunggu Papa
dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga. Tiga puluh menit aja.
Mama sering bilang kalo
waktu Papa itu sangat berharga. Jadi, aku mau ganti waktu Papa. Aku buka
tabunganku, hanya ada Rp.15.000,- tapi.. karena Papa bilang satu jam Papa
dibayar Rp. 40.000,- maka setengah jam aku harus ganti Rp. 20.000,-. Tapi duit
tabunganku kurang Rp.5.000, makanya aku mau pinjam dari Papa" kata Sarah
polos.
Andrew pun terdiam. ia
kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat dengan perasaan
haru.
Dia baru menyadari,
ternyata limpahan harta yang dia berikan selama ini, tidak cukup untuk
"membeli" kebahagiaan anaknya.
"Bagi dunia kau
hanya seseorang, tapi bagi seseorang kau adalah dunianya.."
Itulah kisahnya,
sebenarnya maknanya tidak hanya untuk sosok Ayah saja, tapi untuk semua orang
agar bisa lebih menghargai orang-orang yang telah menyayangi kalian dan
meluangkan waktu untuk orang tersebut walaupun hanya sebentar, karena hal
tersebut telah membuat hati orang yang menyayangi kalian senang. Semoga bisa menjadi bahan renungan :)
0 komentar:
Posting Komentar